Nabi Muhammad memang memiliki
kucing peliharaan. apabila beliau menerima tamu di rumah, ia tak jarang
menggendong mueeza (nama kucingnya) dan diletakkan dipahanya. Nabi Muhammad
bahkan berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga
sendiri. Salah satu sifat Mueeza yang
paling Nabi sukai adalah ‘Mueeza selalu mengeong ketika mendengar adzan,
seolah-olah ngeongnya seperti mengikuti lantunan suara adzan‘.
Pernah juga saat beliau hendak
mengambil jubahnya, ada Muezza lagi tidur diatasnya. beliau pun memotong
belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya, tujuannya supaya tidak
membangunkan Muezza. Ketika Nabi Muhammad pulang ke rumah, Muezza terbangun dan
merunduk kepada majikannya. Sebagai balasan, beliau menyatakan kasih sayangnya
dengan mengelus lembut ke badan kucing itu.
Nabi Muhammad menekankan di
beberapa haditsnya bahwa kucing itu tidaklah najis. Bahkan diperbolehkan untuk
berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci. Lantas kenapa
Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak
najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat
najis?
Beberapa Hadits Tentang Kucing
Hadis Kabsyah binti Ka’b bin
Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia
menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin
minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.”
Abu Qatadah berkata, “Apakah
kamu heran?”
Ia menjawab, “Ya.”
Lalu, Abu Qatadah berkata
bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka
berkeliling di rumah (binatang rumahan)”. (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu
Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin
Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu
daerah di Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya
Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.”
Lalu, Anas menuangkan air.
Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan
menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti
minum lalu berwudhu. Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab,
“Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu,
bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin
Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah
semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang
shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah
menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan
sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah
lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia
tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah
Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan
Al-Daruquthni)
Fakta-Fakta Ilmiah Keistimewaan
Pada Kucing
Fakta pertama
Pada kulit kucing terdapat
otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat
menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi
oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut
seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit.
Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.
Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih,
permukaannya yang kasar dapat membuang bulu-bulu mati dan membersihkan
bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta kedua
Telah dilakukan berbagai
penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit,
punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.
Hasil yang didapatkan adalah:
1. Hasil yang diambil dari
kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan yang
ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan
yang diambil dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari
permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang
ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap
sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang
terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya
kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok
kuman yang beragam.
Analisis Dokter Tentang Kucing
Menurut Dr. George Maqshud,
ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan
adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Dr. Gen Gustafsirl menemukan
bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, selanjutnya manusia 1/4
anjing, sedangkan kucing 1/2 manusia. Dokter hewan di rumah sakit hewan
Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang
bemama lysozyme.
Kucing tidak suka air karena
air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada
genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga
kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat
dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang
menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
ref:http://imankikuk.blogspot.com/2012/01/alasan-nabi-muhammad-saw-sangat.html#axzz1mYYsb9Ik
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Anda Tau ?
dengan judul Benarkah Kucing Hewan Kesayangan Nabi Muhammad ??. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://adafakta.blogspot.com/2014/08/kucing-hewan-kesayangan-nabi-muhammad.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - Minggu, 17 Agustus 2014
Belum ada komentar untuk "Benarkah Kucing Hewan Kesayangan Nabi Muhammad ??"
Posting Komentar