Albert Einstein adalah seorang
ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga
banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan
kosmologi. Pria kelahiran 14 Maret 1879 ini dianugerahi Penghargaan Nobel dalam
Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik dan
"pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".
Dalam bidang ilmu pengetahuan
sosok Albert Einstein sudah tidak dapat diragukan lagi kemampuannya, namun
bagaimana pula pendpatnya mengenai kebradaan agama dan Tuhan ?? Berikut
penjelasannya..
“Sains tanpa agama adalah
lumpuh, agama tanpa sains adalah buta.” Begitu ujar Albert Einstein, dan
kutipannya yang terkenal yang telah menjadi ajang perdebatan tiada akhir antara
orang beriman dan tidak beriman yang ingin mengklaim ilmuwan terbesar abad
ke-20 berada di pihak mereka.
Sebuah surat yang kurang
dikenal yang ditulis olehnya, mungkin bisa membantu menyelesaikan perdebatan
ini – atau paling tidak menambah panjang kontroversi tentang pendapat atau pandangannya
mengenai agama.
Menjelang pelelangan surat
tersebut minggu ini di London setelah selama 50 tahun menjadi koleksi pribadi,
dokumen ini tidak menyisakan keraguan bahwa ahli fisika teoritik ini bukanlah
seorang pendukung kepercayaan agama, yang dinilainya sebagai “tahyul
kanak-kanak” .
Di dalam surat itu, ia
menyatakan bahwa: “Kata tuhan bagiku tidak berarti apa-apa selain ekpresi dan
produk dari kelemahan manusia, dan Alkitab sebagai sekumpulan tulisan berharga,
namun tetap saja primitif dan kekanak-kanakan. Tidak ada interpretasi secanggih
apa pun dapat mengubah ini.
Einstein, yang adalah seorang
Yahudi dan yang juga menolak menjadi Presiden Israel yang kedua, dan juga
menolak ide bahwa orang Israel adalah bangsa Tuhan yang terpilih.”
Bagiku agama Yahudi seperti
halnya agama yang lain adalah perwujudan dari tahyul yang kekanak-kanakan. Dan
orang Yahudi dengan bangga kuakui sebagai bagian dariku beserta dengan
mentalitasnya yang kuakui dekat denganku tidak membedakanku dari orang-orang
lain. Sejauh pengalamanku, mereka tidak lebih baik dari bangsa-bangga lain,
meskipun mereka terlindungi dari kanker terburuk karena mereka tidak berkuasa.
Selain itu aku tidak bisa melihat apa yang “terpilih” dari mereka.
Surat ini akan dilelang di
Balai Pelelangan Bloomsbury pada Kamis Festival Mei dan diharapkan mencapai
harga £8000. Tulisan tangan tersebut, dalam bahasa Jerman, tidak terinci dalam
sumber akademik paling otoritatif tentang masalah ini, yaitu buku tulisan Max
Jammer, Einstein and Religion.
Seorang ilmuwan terkemuka
Inggris, John Brooke dari Universitas Oxford, mengaku ia belum pernah mendengar
tentang hal ini.
Einstein paling dikenal melalui
teori relativitasnya dan persamaan E=mc2 yang menggambarkan ekuivalensi antara
massa dan energi, namun pandangannya tentang agama telah banyak mengundang
tanda tanya.
Orangtuanya bukanlah penganut
agama taat namun ia sekolah di sekolah dasar Katolik dan pada saat yang sama
diajar secara privat tentang agama Yahudi. Ini mengacu pada masa yang kemudian
dinamakannya “surga agama anak-anak”, di saat ia mematuhi kewajiban agama
seperti tidak makan babi. Ini tidak berlangsung lama dan pada usia 12 tahun ia
mulai mempertanyakan keabsahan cerita-cerita di dalam Alkitab.”
Konsekuensinya adalah perasaan
bebas yang fanatik secara positif disertai perasaan bahwa masa mudanya telah ditipu
oleh negara melalui kebohongan; sungguh perasaan yang mengejutkan, ”
tulisannya.
Dalam tahun-tahun terakhirnya
ia mengaju pada “perasaan religius kosmik” yang meresapi dan menjaga
karya-karyanya. Pada tahun 1954, setahun sebelum kematiannya, ia mengatakan
tentang ingin “merasakan alam semesta seperti sebuah kesatuan kosmik.” Ia juga
suka menggunakan istilah religius, seperti pada tahun 1926 mengatakan bahwa “Ia
[Tuhan] tidak bermain dadu” ketika mengacu pada ketidakpastian yang dihasilkan
oleh teori kuantum.
Posisinya terhadap Tuhan telah
sering disalahpahami oleh orang dari kedua belah pihak ateism/agamis namun ia
selalu menolak untuk digolong-golongkan.”
Seperti para ilmuwan besar
lainnya ia tidak bisa dikotak-kotakkan seperti yang diinginkan orang dalam
polemik,” kata Brooke. “Jelas misalnya di mana ia memberikan penghormatan
kepada nilai-nilai agama yang terdapat di dalam tradisi Yahudi dan Kristen…
tetapi apa yang ia maksud dengan agama adalah sesuatu yang lebih mendalam
daripada apa yang biasnya dimaksud dalam diskusi biasa.
Meskipun penolakannya mutlak
terhadap agama konvensional, Brooke mengatakan bahwa Einstein sempat marah
sewaktu pendangannya dipakai para ateis fundamentalis. Ia marah oleh
ketinggihatian mereka dan pernah menulis seperti ini, “Misteri abadi dari dunia
ini adalah kesukarannya untuk dipahami.”
ref:
-wikipedia
-http://www.guardian.co.uk/science/2008/may/12/peopleinscience.religion
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Pendapat Albert Einstein Mengenai Agama dan Tuhan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://adafakta.blogspot.com/2014/09/pendapat-albert-einstein-mengenai-agama.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - Jumat, 05 September 2014
Belum ada komentar untuk "Pendapat Albert Einstein Mengenai Agama dan Tuhan"
Posting Komentar